Saturday, July 20, 2013

Perpisahan


Perpisahan

perpisahan,
adalah apa yang kau bilang penuh perjuangan

perpisahan,
adalah apa yang kubilang penuh dengan tangisan

bisakah kita membuat perpisahan yang mengharukan, sayang?

bukan sekedar air mata,
atau peluk yang memenuhi waktu-waktu terakhir kita

aku ingin kita bahagia,
aku ingin melihatmu tersenyum penuh rela,
aku ingin melihat hangat matamu,
seraya berkata :

‘kita akan baik-baik saja nantinya’

karena aku ingin percaya,
perpisahan adalah mengikhlaskan,
bukan sekedar melepaskan
perpisahan adalah merelakan,
bukan malah mengabaikan,
perpisahan adalah kebaikan yang direncanakan Tuhan,
untuk bahagianya masa depan

tetaplah cemerlang, sayang
agar kutahu, kau tak pernah berhenti berjuang

Wednesday, May 22, 2013

Mempertahankan


Ada pertanyaan yang membelenggu bagi sebagian orang, tentang menjaga sesuatu yang dimilikinya.

Bagaimana caranya agar sesuatu itu tak pernah hilang?

Bahkan ada orang-orang yang meski telah mempertahankan sesuatu, tapi semua itu hilang begitu saja.

Mempertahankan itu mamang sulit, kita tak bisa memaksa seseorang untuk tetap bertahan, bukan?

Tapi, dengan mempertahakan kita akan belajar untuk menjaga suatu yang kita miliki. Tidak ada yang tau, bagaimana kehilangan akan datang.

Terkadang beberapa orang juga merasa bingung, apa yang perlu mereka pertahankan. Seharusnya seseorang itu tidak mempertahakan sesuatu yang pada kenyataanya membuat mereka lebih sering merasa bersedih daripada bahagia.

Mempertahankan seseorang yang tidak memberikan kebaikan untukmu, apa gunanya?

Apapun yang membuatmu bahagia, pertahankan, dan apapun yang membuatmu bersedih, lepaskan.

Akan ada waktu yang lama untuk perasaan bisa bertahan dan menunggu. Tapi, saat perasaan itu disakiti, mungkin hanya butuh waktu sebentar untuk membuatnya pergi. Miliki hati? Buatlah berarti.

Hold on to something that deserves to be preserved.

Friday, May 10, 2013

Mengenang

Ada lagu lagu yang begitu terputar, ingatan langsung terlempar ke sebuah kenangan. Ada tempat tempat yang begitu didatangi, pikiran langsung melayang ke suatu kenangan. Ada wewangian yang begitu terhembus, alam bawah sadar langsung memanggil kenangan. Pada dasarnya kenangan itu mengikuti, begitu kita memutuskan berjalan ke depan.

 Ada air mata yang mungkin tumpah, menyesali kenangan yang tidak bisa berulang. Ada senyum lega yang mungkin berburai, mensyukuri kenangan yang akhirnya tercipta. Ada pahit, agar tau rasanya manis. Ada manis, agar tidak lupa bahwa yang ada bukan hanya pahit. Kita punya kenangan, untuk bisa mengambil pelajaran pahitmanistersebut. Untuk bisa menemukan pijakan yang cukup mantap dalam melanjutkan perjalanan. Kemana? Kita juga tidak tahu.

Satu semester lalu, bahkan mungkin setahun lalu, ada airmata yang masih tumpah. Ada patahpatah yang meremah, ada pedihpedih yang merajam, rasanya seperti bersiap mati berdiri, hanya dengan mengenang. Bukankah memang rasanya lebih baik mati, daripada kehilangan kenangan yang dianggap potongan surga saking indahnya?

Malam ini? Cuma ada senyum lega. Senyum syukur. Senyum bangga. Senyum ikhlas. Ada halhal yang dibiarkan Tuhan hilang, agar kita menemukan yang baru. Mungkin hal yang lama itu sudah tidak bisa lagi memberi pelajaran, tidak bisa lagi membahagiakan, bukan lagi yang terbaik. Mungkin ada hal baru yang sejak kita belum lahir pun sudah dituliskanNya. Kita akan berpindah. Kita harus bertemu fase demi fase, sebelum sampai pada tujuan akhir. Dan kita harus punya kenangan, mau pahit mau tidak, yang terpenting kita punya sesuatu untuk dikenang. Untuk dipelajari.

Pada akhirnya semua hanya masalah waktu. Bukan masalah sudah berpengganti atau belum. Pada akhirnya kita butuh jeda, entah panjang entah pendek, untuk menerima bahwa tidak ada kenangan yang bisa berulang. Untuk meyakini bahwa cara Tuhan mengambil kenangan dan tidak mengizinkannya berulang itu berarti bukti bahwa Tuhan sayang. Bahwa kita tidak boleh memakan labi roti yang sudah berjamur. Bahwa untuk tahu akhir kisah berseri, kita harus membeli seri baru setelah selesai membaca satu seri, karena mengulangulang seri yang sama tidak akan membawa pada akhir apa-apa.

Pada akhirnya, luka butuh waktu untuk pulih, dengan atau tanpa obat. Akan sampai juga waktunya, dimana mengenang itu melegakan. Semacam pengingat syukur, berterimakasih pada setiap kesempatan Tuhan yang sudah membiarkan kita menemukan. Yang sudah membuat kita kehilangan. Akan sampai juga waktunya kita menikmati setiap saat setelah mengenang, tidak lagi berharap terulang, dan justru berterimakasih karena sudah hilang sekalian dan tidak kembali lagi. Waktunya akan sampai.

Karena toh semua kenangan itu pada dasarnya indah. Yang membuatnya berubah rasa hanya masalah tidakbisa berulangnya. Terlalu banyak orang lupa bahwa keindahan itu tidak abadi. Kalau indah terus, kapan kita belajar? Dan yang membuat penerimaan atas fakta bahwa kenangan tidakbisa berulang itu hanyalah. keikhlasan.

Kita semua mengenang. Setiap hari. Kita semua memelihara kenangan. Sepanjang hidup. Meski kita samasama tahu, tidak ada kenangan yang berulang. Maka apa menyesalinya akan membuat kenangan itu berulang? Menangisinya, mengutuknya, berpatah karenanya, itu akan mengembalikan keadaan? Tidak. Akan. Pernah.

jangan sampai hanya karena kenangan yang memenjara, membiarkan kenangan hidup abadi untuk dijadikan penyesalan semata. Hidup itu berjalan, bila diam berarti tak pernah belajar.

Mengenanglah, dan berterimakasihlah atas kesempatan menciptakan kenangan baru untuk masa depan di masa sekarang ini. Syukuri mereka yang menjadi bagian didalamnya, karena kita tidak akan pernah tahu kapan Tuhan akan hilangkan dan menjadikan mereka hanya kenangan juga. Kita ini bagian dari kenangan yang terus menciptakan kenangan. Kita cuma berpindah dari satu kenangan ke kenangan lain. Maka seharusnya ketika mengenang, kita hanya seperti memutar rekaman perjalanan. Cuma rindu yang boleh ada, bukan sesal, apalagi pilu. Mengenanglah sebagaimana dirimu mengindahkan waktu saat bersamanya, lalu hilang tanpanya.

Stay adorable! Proud of knowing you.

Monday, January 14, 2013

Kehilangan

Apa yang seseorang rasakan saat dia kehilangan?

Sedih. Kecewa. Gelisah. Semuanya bercampur menjadi kesatuan yang menyedihkan.


Kamu mungkin merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya, ada ruang-ruang dalam hati dan hidupmu yang mulai terasa kosong. Kamu mulai merasa sepi meski ditempat paling ramai sekalipun, seakan kamu sendiri. kamu tak bisa mengubah keadaanmu, menariknya kembali kedalam kehidupanmu hanya semua harapan tak berujung.


Percuma saja, hal itu hanya sia-sia.

Kehilangan memang sebuah akhir dalam sebuah cerita cinta yang menyakitkan, genggamannya takkan bisa lagi kamu rasakan. tak ada lagi yang biasanya membuatmu tertawa. senyumannya memudar, terhapuskan seiring berjalannya waktu.

Perasaan sakit yang memang tidak bisa di deskripsikan oleh kata-kata biasa, beberapa orang hanya meneteskan air mata saat ia merasa kecewa, karena tidak ada seorang pun yang siap untuk kehilangan, teruma saat kehilangan orang-orang yang berarti dalam hidupnya. 


Kehilangan juga membuat hari-harimu seperti tidak penting lagi, memikirkan seseorang yang telah pergi dan terus berharap dia untuk kembali lagi. Cinta memang membuat segalanya menjadi mungkin, meski menyakitkan namun tetap saja dipertahankan, tetap saja diperhatikan, dan tetap saja diutamakan.


Nyatanya, dia memilih untuk pergi dari hidupmu. 

Disaat seperti itu kamu hanya memiliki harapan yang tidak penting lagi, membiarkan semua perasaanmu terluka tanpa mendapatkan bahagia.  
"menyedihkan adalah saat kamu masih mempertahakan seseorang yang hatinya telah pergi untuk yang lain."

Dalam hidup, terkadang meski kamu telah berusaha sebaik mungkin, ada sesuatu yang memang tidak bisa untuk tetap dipertahankan. Membiarkannya pergi, dan mulai mengikhlaskannya.


Mengikhlaskan memang tidak mudah, kamu yang biasa tersenyum bersamanya sekarang harus melihat dia tersenyum bersama yang lain. Tapi, percayalah bahwa kehilangan pada akhirnya akan membawamu pada pertemuan baru.


Cinta akan menemukan jalannya sendiri, menyembuhkan perasaan yang terluka. mengisi hati yang kosong. menggenggam hidupmu dengan kebahagiaan.